SEMARANG
- Pada era modernisasi ini, pornografi semakin
mudah diakses oleh siapa saja tidak terkecuali remaja. Terkait dengan hal itu,
PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) terus gencar dalam menangani
pornografi yang terus berkembang pesat.
Racana
Walisongo menggandeng PKBI untuk melakukan sosialisasi bahaya pornografi.
Terkait dengan uji SKU point 21 dan 23 tentang kesehatan reproduksi,
sehingga diadakan sosialisasi tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan pada sabtu,
22 April 2017 di sanggar Racana Walisongo yang diikuti oleh anggota Racana
Walisongo dan mahasiswa UIN Walisongo.
Kak
Widi menjelaskan, dunia yang serba ada tidak terasingkan dengan kata
pornografi. Mulai dari level yang rendah dengan menonton gambar atau video
dengan durasi yang sedikit. Memasuki level kedua remaja ini akan mencoba
menonton dengan durasi yang lebih lama. Remaja ini lama kelamaan akan mejadi
pelaku seks.
“
Kondisi remaja yang sangat memprihatinkan, kami berupaya untuk
mensosialisasikan akan efek negatif terhadap kemajuan generasi bangsa dapat
teratasi”, jelas Kak Widi.
Pecandu
pornografi lebih berbahya dari pada pecandu Napza. Pada awalnya remaja yang
hanya melihat gambar semakin lama akan memicu otak utuk terus melakukan hal
yang lebih dari itu. Sehingga peran orang tua dan keluarga sangatlah penting
dalam menangani kasus ini. Mengawasi, merangkul, dan mendampingi untuk
mendekatkan diri dengan agama adalah cara yang tepat untuk mengatasi dari
bahaya pornografi.
Oleh: Mervi Febriani
Jurnalistik RCWS
No comments:
Post a Comment